iMSPORT.TV – Cabang Olahraga tinju, menjadi subjek panas setelah Olimpiade Paris 2024 resmi ditutup. Cabor tinju yang telah menjadi bagian dari pesta olahraga terbesar ini sejak 1904, terancam tak dipertandingkan di Olimpiade untuk pertama kalinya pada LA 2028.
Tinju memang dicanangkan tidak termasuk dalam program Olimpiade Los Angeles 2028, setelah lima tahun lalu Komite Olimpiade Internasional (IOC), melarang International Boxing Association (IBA) ambil bagian dalam program Olimpiade. IOC muak dengan IBA buntut dari skandal di Olimpiade Rio 2016.
IBA kehilangan status sebagai badan pengelola olahraga ini, karena masalah tata kelola, keuangan, dan etika yang belum rampung. Tes gender yang dilakukan IBA terhadap petinju wanita, Imane Khelif (Aljazair) dan Lin Yu-Ting (Taiwan), juga memicu kontroversi di Olimpiade Paris 2024.
Setelah skandal di Rio 2016, Imane Khelif dan Lin Yu-Ting dinilai tak lolos tes keabsahan gender dan tak bisa ikut tanding pada kejuaraan dunia 2023 silam. Olahraga tinju masih dipertandingkan pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020 dan Paris 2024, dengan sejumlah catatan.
Namun, IOC tidak bersedia memberikan keringanan lebih di Olimpiade Los Angeles 2028. IBA tak lagi dipercaya IOC untuk mengelola cabang olahraga (cabor) tinju.
Presiden IOC Thomas Bach, sebenarnya mau tinju tetap dipertandingkan pada Olimpiade LA 2028. Apalagi, tinju sudah berlaga di ajang Olimpiade sejak tahun 1904.
- Presiden Jokowi Resmi Berikan Bonus ke Atlet Indonesia di Olimpiade Paris 2024
- Yeom Ki-hun Galau Lihat Striker Lokal di Pekan Perdana Liga 1
Tinju Terancam Dihapus di Olimpiade Los Angeles 2028
Bach memberikan tenggat waktu setahun alias sampai tahun 2025 agar IBA membenahi segala persoalannya. Jika tidak, siap-siap tinju sungguhan dicoret!
“IOC sebenarnya ingin sekali tinju dipertandingkan di Olimpiade Los Angeles 2028. Kami tidak bisa menunggu lebih lama pada akhir tahun depan nanti untuk keputusannya,” tegasnya.
Menyadari kisruh yang diakibatkan kepemimpinan IBA, Van Der Vorst segera mencalonkan diri sebagai presidennya pada 2022, namun dilarang mengikuti pemilihan oleh Kremlev, kemudian masalahnya harus dibawa ke Pengadilan Arbitrase Olahraga. Sayang, itu semua tanpa hasil.
Organisasi baru bernama World Boxing lantas didirikan pada tahun 2023, sebagai respons atas permintaan IOC akan organisasi tinju baru. World Boxing yang dipimpin Boris van der Vorst, dan telah menarik 37 federasi nasional.
World Boxing kini harus mengumpulkan anggota federasi lebih banyak, agar bisa menyaingi IBA. Mereka ditargetkan untuk menambah anggota federasinya menjadi 50 di akhir tahun 2024 ini.
Jumlah anggota mereka sejatinya masih jauh di bawah IBA, meski begitu, badan pengatur baru ini tengah berupaya menjaga agar cabor tinju itu tidak dicoret di Olimpiade selanjutnya.
“Alasan satu-satunya untuk bergabung dengan World Boxing adalah, untuk menyelamatkan olahraga kita,” kata Van Der Vorst kepada AP.
“Inilah kisah comeback terbesar dalam gerakan Olimpiade,” tutur Van der Vorst soal upaya organisasinya untuk memastikan tinju tetap berada di Olimpiade 2028.
Pada Olimpiade Paris 2024, Uzbekistan jadi negara tersukses dengan menyabet lima medali emas tinju dari tiap kelas. Filipina juga suskes raih dua medali emas dari atlet tinju wanitanya.
(adm/mir)
Berita Lainnya :